Semua akan Indah pada Waktunya ~ Cerpen
Ini hanya karangan, gak ada unsur kesengajaan. Jika ada yang pernah mengalami cerita seperti ini, hanya kebetulan semata. Dibuat untuk bersenang-senang dengan bacaan! No Bully
Seorang gadis cantik tengah termenung di balkon kamarnya. Menatap lirih bintang yang bertabur di langit. Mata indahnya sesekali mengeluarkan butiran bening. Ingatannya mulai memutar ulang kenangan indah bersama sang pengisi hati yang berada jauh disana. Gadis manis ini bernama Syaqilla January atau kerap dipanggil Jeje. Kini Jeje menjadi pribadi yang murung, penyendiri, dan gadis rapuh. Padahal dulu Jeje adalah gadis yang periang, ceria, dan gadis yang tegar. Perubahan ini terjadi saat Bisma Karisma, demikian nama kekasih Jeje dulu meninggalkannya dengan 1000 tanda tanya besar. Walau tak tau tentang Bisma, hati gadis ini tetap pada Bisma. Tak akan pernah berubah.
Pikirannya kembali memutar memori saat bersama Bisma dahulu. Saat terakhir bersama Bisma~
FLASHBACK ON ->
" Haha.. Udah bi, udah! Jangan buat aku ketawa terus.. aku capek.. " Tutur Jeje pada Bisma
" Hehe.. Biarin dong, bagus! Aku pengen selalu liat tawa kamu.. " Bisma
" Tapi jangan dikelitikin juga kali.. " Keluhnya dengan sedikit terengah
Dua sejoli ini kini sedang berada di taman kampus mereka. Duduk di atas rumput hijau yang sedikit basah akibat embun. Sedari tadi Jeje dan Bisma tak henti-hentinya tertawa. Ada saja kelakuan mereka yang membuat keduanya tertawa. Geregetan, Bisma pun menggelitiki perut Jeje. Kelemahan gadisnya ini adalah perut. Jadi jika perutnya dikelitiki maka, ia akan menggeliat dahsyat.
" Yaudah deh, kita nyanyi aja yah.. " Usul Bisma. Jeje segera mengangguk mantap, seraya mengelap keringat di dahinya dengan handuk kecil Bisma. Bisma pun mulai memetik senar gitarnya. Yang sedari tadi menemani mereka bersenda gurau.
Aku tak bisa memiliki, Menjaga cintamu
Walau sesungguhnya hatiku mencintaimu, memilikimu
Aku tak ingin kau terluka mencintai aku
Hapuslah air matamu..
Dan lupakan aku..
Suara Bisma terdengar lirih menyanyikan lagu itu. Suaranya mulai bergetar. Jemarinya seakan lemas untuk memetik senar gitarnya. Setelah dengan penuh tantangan menyanyikan lagu itu, akhirnya Bisma tertunduk. Tak mampu berkata lagi. Sedangkan Narra menatap Bisma sendu. Handuk kecil yang ia pegang tadi jatuh di rumput hijau. Tak disangka, air matanya pun ikut menetes bersamaan dengan handuk itu. Gadis Bisma tak kuasa menahan tangisnya kini. Gejolak di dadanya tak dapat terbendung lagi.
Dengan segenap keberanian yang tersisa, Bisma mengangkat wajahnya. Menatap Jeje yang telah berderai air mata.
" Aku akan ke Kanada Je! " Bisma kembali menunduk. Keberaniannya habis, melihat mata Jeje.
" Maaf Je! Tapi ini yang terbaik buat kita.. " Bisma. Jeje masih terdiam, mencoba meencerna kata-kata sang kekasih
" Kita? Kamu! Bukan aku.. " Sentak Jeje menahan tangis
" Semua keputusan ada ditangan kamu. Insyaallah, apapun keputusan kamu, aku terima.. " Bisma terdengar pasrah. Tangannya kini menggenggam tangan Jeje
" Sampe kapan pun aku gak akan mau kita putus! " Tegas Jeje
" Berarti kita LDR dulu? Kamu mau? Kamu sanggup? Kamu kuat ? " Bisma meyakinkan
" Kamu kenapa sih? Kayaknya kepengen banget aku ngomong putus? Kamu mau kita putus? Iya mau? HA ? Hikss.. " Jeje tak sanggup menahan hatinya
" Bukan gitu, ini 2 tahun. Aku cuma gak mau kamu bosen nunggu aku! " Bisma meluapkan ketakutannya pada Jeje
Sejenak suasana hening. Hanya isakan tangis Jeje yang terdengar di taman kampus pagi ini. Sedang Bisma terus mendekap erat tubuh mungil Jeje. Berusaha meredam isakan sang kekasih.
" Besok aku akan berangkat! Maaf baru bilang, aku cuma gak pengen buat kamu sedih.. " Bisma membelai rambut hitam Jeje
" Mau kemaren, sekarang atau besok pun kamu tetep buat aku sedih Bisma.. " Jeje berusaha memberhentikan tangisnya
" Maaf.. I really sorry! I love U.. "
FLASHBACK OFF
Jeje selalu memutar ingatannya kembali saat rindu sang pujaan hati, Bisma. Rindunya semakin menjadi keetika penantiannya selama 2 tahun tak kunjung membuahkan hasil. Hari ini tepat 2 tahun Bisma meninggalkan Jeje tanpa kabar. Tapi hingga malam pun, Bisma tak kunjung datang untuk menemuinya. Memberi kabar pun tidak. Pandangannya terus memandang bintang, seolah bertanya, kenapa Bisma enggak kesini ? Kenapa gue sama Bisma gak ditakdirin bersama ? Sungguh malang nasib gadis cantik ini.
" Heii.. " Suara laki-laki meengagetkan lamunan Jeje
Dengan segera Jeje menghapus air mata yang seedari tadi mengalir tanpa hambatan di pipinya. Menoleh ke arah sumber suara. Bibirnya menyungging ke atas kala melihat 2 sahabatnya. Menguatkan hatinya yang hancur lebur dengan satu senyuman manisnya.
" Lo pasti abis nangis lagi deh! Gue kan udah bilang, kalo Bisma emang jodoh lo, dia akan balik lagi ke elo gimana pun caranya! " Dicky, salah satu dari sahabat Jeje berhasil menebak apa yang baru saja terjadi pada Jeje
" Ih, sotoy lo! Enggak kok! Gue tadi kelilipan.. " Dusta Jeje
" Lo gak usah boong! Kita udah kenal elo lama Je! " Tebak Reza.
Jeje tertunduk. Ketegaran senyumnya tumbang seketika. Ia tak mampu lagi menahan kesedihan mendalamnya sendiri. Air mata mulai menetes lagi dari mata indahnya. Tak tahan dengan sakit yang amat menusuk hatinya, Jeje pun jatuh terduduk. Isakan tangis terus terdengar di malam sunyi itu. Membuat Dicky dan Reza tak tega dan ikut terduduk mensejajarkan tubuhnya dengan Jeje. Seolah ikut merasakan sakitnya hati Jeje, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Membasahi tubuh ketiga sahabat ini.
" Seharusnya emang Bisma yang peluk elo! Tapi izinin gue gantiin Bisma.. " Dicky mengangkat dagu Jeje.
Menyuruh gadis itu menatap matanya dalam derasnya hujan. Jeje dapat merasakan ketulusan dari mata sahabatnya. Ya, Dicky memang sayang Jeje. Lebih dari sayang ke seirang sahabat. Kebersamaan yang Bisma ciptakan untuk Dicky dan Jeje telah berhasil membuat Dicky terpikat pada sosok Jeje. Walau Dicky tahu, ia telah mengingkari persahabatannya dengan Bisma. Dicky dan Reza memang sahabat Bisma semenjak kecil. Jadi Bisma tak ragu untuk menitipkan pujaan hatinya pada mereka. Seharusnya hanya untuk menghibur Jeje, tapi Dicky menginginkan lebih dari itu.
" Aku sayang Je sama kamu! Aku sadar, aku udah khianatin Bisma! Tapi ini yang terjadi.. Aku mau selalu ada di samping kamu! Aku gak akan sia-siain kamu! Aku mau selalu buat kamu tersenyum bahagia Je! " Dicky membelai lembut pipi Jeje yang masih memandangnya dengan lirih di tengah hujan.
" Ini emang gak beener! Tapi emang ini yang harusnya terjadi! Ini yang terbaik untuk kalian.. " Reza bersuara setelah sekian lama bungkam menyaksikan kedua sahabatnya. Jeje tersenyum, sedetik kemudian Jeje mmeluk Dicky erat. Membayangkan yang kini ada di pelukannya adalah Bisma.Gadis ini terisak didalam dekapan sahabat yang sekarang menjadi kekasihnya. Hujan menjadi saksi perjalanan move Jeje dari Bisma Karisma~
" Hiks.. Bantu gue ky! Hiks.. "
" Pasti.. Nangis sepuas lo! Gue akan disini temenin lo .." Dicky
~~~~~~~~~~~
3 bulan sudah Jeje lalui bersama Dicky. Dicky selalu mewarnai hari-hari Jeje. Perlahan Jeje mulai kembali ke pribadi semasih ada Bisma. Dicky selalu menuruti apa yang ia inginkan. Walau demikian hati Jeje tetap pada Bisma. Perasaannya pada Dicky hanya sebatas sahabat, tak lebih dan tak kurang. Walau Dicky selalu mewarnai harinya, tapi Bismalah kanvas kehidupannya.
" Jeje, kaka mau ngomong sama kamu.. " Rafael, kaka Jeje memanggil Jeje yang tengah bersama Dicky di ruang tamu
" Yaudah, ngomong aja ka.. " Jeje menghentikan aktivitas ngobrolnya dengan Dicky
" Yaudah Je, aku pulang aja! Misi.. " Dicky berpamitan
" Nanti teelfon ky.. "
***
" NGAAKKK.. Aku gak mau di jodohin! Aku bisa move on kok! Tapi emang butuh waktu.. " Sentak Jeje menolak mentah-mentah permintaan sang kaka yang ingin menjodohkannya dengan rekan kerjanya
" Ya karna waktunya itu dek.. Mau sampe kapan kamu belajar move on kalo belom nemuin penggantinya ? " Rangga menjelaskan dengan lembut kepada adik semata wayangnya
" Aku udah nemuin penggantinya kok! Dicky bisa bantu aku move on! Aku yakin.. " Jeje kekeh
" Tapi buktinya mana? Udah 3 bulan kamu sama dia, tapi mana? Hati kamu tetep sama Bisma kan ? " Rangga
" Ya, kan aku bilang butuh waktu.. " Jeje
" NGAK JE! KAMU TETEP HARUS DIJODOHIN ! INI YANG TERBAIK .. " Rafaell, kaka pertamanya berkata dengan tegas dan nada tingginya.
Jeje hanya bisa menangis tak bearani menjawab lagi. Jeje memang takut pada Rafaell jika sudah marah. Sangat berbeeda 180 derajat dengan biasanya. Ia bingung harus berkata apa pada Dicky. Ia tak sampai hati untuk menyakiti Dicky, warna kehidupannya~
Kini Jeje berusaha untuk bicara baik-baik dengan Dicky. Ia tetap harus mempeertahankan hubungannya dengan Dicky, bagaimana pun caranya. Karna jika ia menikah dengan pilihan sang kaka, ia tak tau sifat asli dari orang itu. Dia berfikir Dicky yang terbaik untuknya saat ini.
" Hikss.. Ky, aku dijodohin ky.. " Isakan Jeje tak dapat terbendung air matanya di hadapan Dicky
" Terus ? " Dicky. Terlihat kekcewaan di wajahnya. Tapi ia berusaha untuk tetap tegar. Toh ia tahu bahwa akhirnya seperti ini
" Kamu harus pertahanin aku! Aku gak mau nikah sama orang itu Ky! " Jeje menyemangati Dicky
" Kamu yakin Je ? " Dicky terlihat sumringah
" Iya! Ayo Ky.. "
----------
Hari pernikahan Jeje dengan pilihan sang kaka semakin dekat. Dicky dan Reza juga sudah berupaya untuk menggagalkan rencana Rafaell, tapi tetap NIHIL. Selalu jalan buntu yang mereka temui.
Jeje sudah tak dapat berbuat apa-apa lagi kini. Hanya runtukan pada dirinya sendiri yang dapat ia lakukan. Di danau ia melepaskan semua penat kehidupannya. Nasibnya tak secantik wajahnya. Pertama, gadis ini ditinggal sang pujaan hati dan tak kembali. Kedua, usahanya menggagalkan rencana Rafell selalu gagal. Ketiga, ia terpaksa harus menikah dengan orang yang sama sekali belum ia kenal.
" Hikss.. Hiks.. "
Suara tangis Jeje terus terdengar di daerah danau tak ramai itu. Terisak. Karena hanya itu yang dapat ia lakukan untuk saat ini, mungkin seterusnya.
Sedetik kemudian, di sebelah Jeje telah terduduk seorang laki-laki berpostur tegap dan putih. Jeje menoleh, orang itu tersenyum kecil dan kembali memandang lurus ke danau
" Lo siapa ? Ngapain disini ? Hikss.. " Jeje berusaha menghentikan tangisnya
" Kamu gak perlu tau siapa saya! Yang jelas, saya disini untuk kamu.. " Laki-laki itu tersenyum manis. Membuat Jeje balik tersenyum menatapnya
" Gak usah nangis lagi ya, kamu jelek kalo nangis! " Laki-laki itu menghapus sisa air mata Jeje dengan ibu jarinya
" Makasih ya.. "
~~~~~~~~~
Hari demi hari Jeje lalui dengan ceria kembali seperti waktu bersama Bisma, dan Dicky. Tapi kini dengan orang yang berbeda, Morgan. Ya, nama laki-laki yang membuat Jeje melupakan sejenak masalah hidupnya adalah Morgan. Jeje mulai merasakan kembali hadirnya Bisma dalam hidupnya lewat sosok Morgan. Jeje merasa Morgan mirip sekali dengan Bisma. Bukan wajah, tapi sikap dan sifat Morgan hampir mewakili seemua yang ada pada Bisma. Perlahan Jeje mulai suka Morgan. Suka karna Morgan mirip dengan Bisma
" Morgaaannn.. Aku suka kamu.. " Ujar Jeje lantang saat berada di teepi danau bersama Morgan
" Hehe.. Sekarang giliran kamu. Luapin semua yang ada di hati kamu saat ini.. " Jeje tersenyum senang
" Besok aja ya aku kasih taunya! Sekarang udah pengen hujan.. " Morgan menunjuk langit yang terselimut awan hitam
" Tapi kan kamu tau, besok aku akan nikah sama orang yang gak aku kenal! " Jeje tertunduk lesu. Senyumnya pudar seketika
" Kamu gak boleh gitu! Aku yakin kok, kamu pasti kenal orang itu! Udah yuk.. " Morgan beranjak
" Semoga aja.. " Jeje masih melamun
" Eh, Morgan tungguu.. "
~~~~~~~
Kini tiba saat acara pernikahan Jeje dengan seorang tak dikenalnya. Sudah berulang kali wajah gadis ini di polesi make up, ttapi selalu saja luntur karna butiran bening yang terus mengalir dari matanya. Pikirannya melayang memikirkan nasibnya kedepan dengan orang itu.
" Aduh mbak, puasin dulu deh ya nangisnya! Baru nanti di make up.. " Perias itu pun keluar.
" Mungkin ini yang terbaik untuk! Gue harus move on! Hikss.. "
Semua mata para tamu undangan tertuju pada seorang gadis yang sedang menuruni satu per satu anak tangga dengan anggunnya. Dengan di dampingi oleh kedua kaka disisi kanan dan kirinya, Jeje yang menggunakan kebaya putih menuruni satu per satu anak tangga dengan senyum mirisnya. Matanya terlihat sedikit bengkak akibat menangis sedari malam. Dengan berat ia duduk di sebelah calon suaminya di depan meja untuk ijab kabul. Sedari tadi Jeje hanya menunduk. Tak ada sedikitpun rasa penasaran tentang calon suaminya. Jangankan melihat, melirik pun enggan.
" Heii cantik.. Setelah 2 tahun makin cantik aja yah.. "
DEGG~ Suara itu adalah suara yang Jeje sangat kenal. Suara yang sudah 2 tahun belakangan ini tak ia dengar lagi. Suara laki-laki yang sampai saat ini masih menjadi pemilik hatinya. Dengan segenap rasa penasaran Jeje mulai mengangkat wajahnya. Mendongak ke arah sebelahnya. Arah calon suaminya berada.
" BISMA.. "
Mata Jeje terbelalak seketika saat mendapati laki-laki di sebelahnya atau calon suaminya adalah BISMA KARISMA. Laki-laki yang telah lama ia tunggu kehadirannya untuk memberikan kanvas kehidupannya yang terenggut 2 tahun lalu.Bibir Jeje menyungging ke atas, begitu juga Bisma. Tak percaya apa yang baru saja ia lihat.
" Bisma? Bener Bisma kan? Bisma? " Jeje membolak-balikan wajah Bisma. Seperti seseorang ingin masuk mall :p
" Aduhh.. Iya sayang, ini aku Bisma Karisma.. " Jelas Bisma mulai lelah dengan apa yang dilakukan Jeje pada wajah tampannya :D
" Bismaaa.. Aku kangen kamu.. " Jeje langsung memeluk erat tubuh Bisma
" Iya sayang, aku juga kangen kamu kok.. " Bisma membalas pelukan Jeje
" Astaghfirullah.. Belum muhrim sudah peluk-pelukan! Anak muda anak muda.. "
" Haha.. "
------
" Saya terima nikah dan kawinnya Syaqilla January binti Erlangga dengan mas kawin tersebut TUNAI .. "
" Bagaimana saksi ? Sah ? "
" SAH .. "
***
" Makanya kalo dijodohin jangan main gak mau dulu.. " Sergah Rangga
" Untung dipaksa, kalo enggak kawin lari deh sama Dicky.. " Ledek Rafaell
" Haha.. Enggaklah! Gue gak temen makan temen ya.. " Dicky disertai tawa
" Terus aja ketawain! Tapi ngomong-ngomong skenario kalian bagus loh.. Ka Morgan juga aktingnya bagus.." Jeje
" Kan ka Morgan berbakat jadi aktor.. " Morgan
" Siapa dulu dong yang buat ? Reza gitu.. " Reza bangga
" Oh jadi eja yang bikin gue kayak gini ? "
" haha.. ampun Je.. "
Akhirnya resmilah Jeje menjadi istri dari seorang Bisma Karisma yang telah lama dinantinya. Kehidupan mereka berubah menjadi di negeri dongeng. Setiap hari Jeje selalu ceria. Karna kanvas kehidupannya telah kembali, dan tak akan pernah pergi lagi. Jadi selama ini adalah skenario Bisma untuk melamar dan menikahi gadisnya. Skenario yang tak akan pernah Jeje lupakan sepanjang hidup. Semua seperti kenyataan. Kenyataan pahit berakhir bahagia..
" Semua akan Indah pada waktunya Jeje.. "
Haha.. Gimana ?
Endingnya gak nyambung ya ? Emang :p
Buru-buru soalnya *ngeles
Keep Respect :)
Budidayakan angkat dua jari.. Okay ?
@kalmahfumayah @worldaboutsmash @OnTheWayMoveOn
admin 2
Kalamah Fitri Umayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar