Jumat, 29 Maret 2013

My Love Bisma Karisma dan Dicky Muhammad Prasetya # cerpen

My Love Bisma Karisma dan Dicky Muhammad Prasetya # cerpen


follow ~
@kalmahfumayah @worldaboutsmash @OnTheWayMoveOn

Oke tanpa banyak bacot, kita check this out cerpennya :p


***

Matahari membangunkan tidurku. Sinarnya mulai menyilaukan wajahku yang masih enggan untuk membuka mata. Terdengar sayup-sayup kicauan burung kecil menemani pagi ini. Dengan terpaksa ku buka mata dan beralih posisi menjadi duduk. Senyum mengembang di bibirku setelah ku alihkan pandangan ini ke arah frame foto di meja kecil di samping tempat tidurku~
Perlahan ku langkahkan kakiku menuju balkon kamarku. Perlahan kuhirup udara pagi di daerah komplek rumahku. Hmm~ begitu menyegarkan nafasku.

" Slamaattt pagiii duniaaa.. "

Setelah puas menghirup udara pagi ini, segera ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi kamarku. Dan segera aku membersihkan diri.
Sudah lebih dari 20 menit aku dikamar. Memilih pakaian mana yang aku akan kenakan ke kampus pagi ini. Pakaian yang rata-rata dress pemberian mama dari berbagai negara buruannya ku layangkan ke udara. Aku tak suka dress! I hate dress! Aku paling anti memakai dress. Hanya jika ada mama saja aku mengenakannya. Supaya ia merasa pemberiannya aku hargai. Setelah ku siap dengan celana jeans, kaos oblong kebesaran, dan sepatu kesayanganku, langsung ku langkahkan kaki ini menuju ruang makan di bawah. Dan aku siap untuk menghadapi dunia~

" Mowning Bibii.. "

Teriak dua orang pemuda yang sangat ku kenal. Dua sahabat karibku. Bisma Karisma dan Dicky Muhammad Prasetya. Dua orang yang selalu ada untukku disaat ku butuh teman. Senyum mereka mengembang melihatku mendekat ke arah mereka berdiri. Kusambut juga senyum mereka dengan senyum termanisku pagi ini.

" Mowning juga Bismalem sama Dikdok.. Udah yuk cabutt.. "

Setelah membalas sapaan mereka, segera ku masuk ke mobil. Dan kamipun siap ke Kampus Bina Nusantara~

" Okey, kita Cabutttt.. "


***

" Hmm~ Gue juga suka kok Bis sama lo.. Dan gue juga mau jadi pacar lo.. " Jawabku dengan kikuk

" Serius lo Bi? Lo gak lagi bercanda kan Bi? " Bisma meyakinkan dirinya sendiri

" Iya Bisma Karismaaa.. Muachh.. "

Segera ku perjelas omonganku sambil mencium sekilas pipi Bisma, yang sekarang menjadi pacarku. Setelah itu aku berlari sekencang mungkin agar tak terlihat wajahku memerah karena ucapan Bisma. Bisma memang baru saja menyatakan perasaannya padaku. Dan aku pun menerimanya. Menerima dengan sepenuh hati. Karna aku juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Tanpa kusadari, persahabatan ini membuatku menaruh harapan lebih terhadap sosok Bisma. Aku tak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Yang jelas, saat ini aku merasa bahagia, bahkan sangat bahagia! I'm so happy..

" Biankaaa.. nakal yaa.. "

Tanpa kusadari Bisma telah berada dibelakangku. Semakin dekat denganku. Aku pun menambah kecepatan lariku menjadi sangat cepat. Tapi memang dasar sial! Aku tertangkap oleh Bisma, dan tubuhku oleng daaann..

BRUKKK..
Terjatuhlah aku beserta Bisma di atas rumput taman kampusku. Kini posisiku dan Bisma berada dalam jarak yang sangat dekat. Bisma berada di atasku, aku berasa dibawah tubuh Bisma. Meski tak menempel, tapi aku dapat merasakan detak jantung Bisma yang makin mendekat. Begitu juga wajahnya. Wajahnya hanya tinggal beberapa centi lagi dari wajahku. Desahan nafas Bisma semakin jelas kurasa. Hatiku makin tak menentu. Apa yang harus kulakukan pun aku tak tahu. Aku hilang akal! Oh God! Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Bisma yang akan menjadi.. First kiss-ku ? Aku belum siap Tuhann..

" Bisma Biankaa.. Ngapain kalian? Haha.. "

Ku dengar suara Dicky dalam kegelapan mataku kini. Mataku teroejam? Ya, mataku tadi otomatis terpejam. Aku tak tau mengapa! Perlahan ku buka mataku, Bisma sudah berusaha menyingkir dari atas badanku. Ku lihat Dicky terkekeh geli melihat adeganku dan Bisma. Bukan hanya Dicky, tapi seluruh manusia di taman kampus itu mengerubungiku dan Bisma. Mereka sama seperti Dicky, terkekeh geli melihatku salah tingkah. Begitu juga Bisma. Aku dan Bisma hanya berusaha menahan malu, karna tak ada lagi yang dapat kulakukan-_-


***

Hari demi hari telah aku lewati bersama Bisma, kekasihku. Dengan status baruku yang menjadi pacar Bisma, tak membuat Dicky menjauhiku. Dicky pernah menjauhiku beberapa waktu lalu, tapi setelah aku memberi penjelasan padanya, ia mau mendekatiku seperti waktu aku belum menjadi milik Bisma. Tak terasa kini usia hubunganku dan Bisma sudah 3 bulan. Dan hari ini adalah jatuh temponya (?) Nanti malam kami berniat untuk makan malam merayakan hari bahagia ini~

" Dikdok, temenin gue nyari Bisma yuk.. " Ajakku pada Dicky yang sedang berduaan dengan Dhi-dhi, teman satu jurusan kami.

" Ish, lo tuh gak tau situasi dan kondisi ya.. Gue kan lagi PDKT sama Dhi-dhi.. Ganggu aja deh.. " Bisiknya, dan setelah itu kembali fokus pada Dhi-dhi

" Ihh, Dikdok.. Ayo ah, anterin guee.. " Paksa gue menarik tangan Dicky

" Lo tuh yaa.. Iyaiya bentar! Dhi, gue anterin Bianka bentar ya, nanti gue kesini lagi.. Okay?! Jangan kemana-mana loh.. " Dicky sedikit berteriak karna posisinya sudah sedikit jauh dengan duduk Dhi-dhi. Diujung sana kulihat Dhi-dhi tertawa melihat aku dan Dicky tarik-tarikan~

Sudah berapa kali aku mengelilingi kampus. Mencari sosok Bisma yang sejak pagi tadi tak ku temui. Dicky pun sudah lelah mencari Bisma. Dan memaksaku untuk beristirahat sebentar di taman biasa kami kumpul. Dicky sudah asyik dengan minuman es kesukaannya. Sedangkan es-ku sama sekali belum aku sentuh. Aku tak fokus melakukan apa-apa. Pikiranku hanya tertuju pada Bisma, Bisma, dan Bisma~

" Eh Bii.. Minum tuh es lo.. Gak usah bengong terus!! " Seru Dicky membuyarkan lamunanku

" Gak ah Dik, gue gak aus! Gue mikirin Bisma.. " pandanganku masih lurus kedepan

" Hmm.. Gue ngerti, tapi kan elo harus minum Bii! Emang elo gak capek ngiterin kampus segede gini? " Dicky masih sibuk dengan es ditangannya

" Gak mau Dik.. " Suaraku mulai parau

" Hiss, terserah deh.. Eh, Bii itu bukannya Bisma ya? " Dicky.

Mendengar nama Bisma, semangatku kembali dan dengan semangat menoleh ke arah yang Dicky tunjuk. Memang disana ada Bisma, tapi dengan seorang perempuan. Entah siapa, aku tak mengenalinya. Dia begitu amat mesra dengan Bisma. Lengannya dengan manja bergelayut di lengan Bisma. Bisma pun sama, dengan asyik dan tanpa dosanya Bisma merangkul perempuan lebay itu. Mataku terasa panas, siap untuk mengeluarkan air bahnya. Aku tak kuasa untuk berdiri dan menghajar perempuan itu. Aku terlalu emah untuk melakukan itu. Aku hanya bisa menangis di sebelah Dicky. Menatap dengan nanar kejadia tak mengenakan itu.

" Bii, lo gak papa kan? Bii.. " Ku dengar suara Dicky mencoba menyadarkan lamunanku terhadap pemandangan ini.

" Gue gak papa Dik.. Lo sayangkan Dik sama gue? " Tanyaku menatap wajah Dicky. Dicky terlihat iba menatapku. lalu ia mengangguk kecil

" Tolong anterin gue pulang yaa.. " Pintaku. Dicky terlihat cemas melihatku, lalu mengangguk lemah.


***


Mobil Dicky telah berhenti dipekarangan rumahku. Aku tak kuat menahan tangis ini. Tangisku pecah seketika didalam mobil Dicky. Dicky berusaha menenangkanku. Dicky memelukku. Aku merasa hangat dipelukkannya. Rasanya sama seperti pelukan Bisma dulu, waktu belum menghianatiku seperti sekarang.

" Sstt.. Udah Bii, lo tenang dulu! Gue yakin Bisma punya alesan buat ini semua.. Lo yang sabar yaa.. " Dicky mendekapku dengan kata-kata hangatnya yang sangat jarang kudengar

" Hikss.. Gue gak nyangka apa yang Bisma lakuin sekarang sama gue Bis.. " Aku tak mampu menghentikan isakanku

" Iya gue ngerti, tapi lo harus positive thingking dulu.. Mungkin ada rencana yang lebih baik dari ini.. " Dicky kembali mendekap hangat tubuhku yang rapuh ini.

" Makasih ya Dik, jangan pernah lo tinggalin gue kayak Bisma ya.. " Tangisku mulai mereda

" Gak akan Bii, buktinya gue rela tinggalin Dhi-dhi buat lo.. " Dicky mengelus rambutku

" Maafin gue ya ki.. "


Malam telah datang. Bisma tetap datang dengan tanpa dosanya ke rumahku. Apa ia tak menyadari kejadian tadi siang telah membuatku ilfeel padanya? Bahkan sampai saat ini luka itu masih belum bisa kulupakan. Perlahan aku menuruni anak tangga rumahku. Dengan pakaian biasa tentunya. Karna aku akan menolak mentah-mentah ajakan Bisma untuk dinner malam ini.

" Loh, kok kamu belom siap sayang? Kita kan mau dinner! Lupa yaa ? " Bisma tersenyum. Masih bisa senyumkah laki-laki ini setelah menyakitiku siang tadi? Laki-laki sialan!

" Ngapain lo kesini? Mau nunjukin cewek lo yang tadi siang sama gue? " Aku menunjukkan tatapan tajamku ke arahnya

" Kamu ngomong apa sih? Cepet deh siap-siap! " Bisma. Rupanya laki-laki ini masih belum mengerti. Oke, akan aku ikuti permainannya ini.

" Yaudah bentar, mau ganti baju dulu.. " Akupun menaiki tangga lagi. Aku akan mengikuti permainannya.


***


Kini aku dan Bisma telah sampai di restorant ternama di Jakarta. Suasananya sangat romantis. Membuat hatiku perlahan luluh, tapi tak akan kubiarkan meleleh hatiku ini demi laki-laki ini. Kurasakan tangannya mulai menyentuh tanganku yang kuletakan di meja sejak tadi.

" Gak nyangka ya kita udah tiga bulan.. " Ujarnya. Ingin muntah aku melihat laki-laki ini

" Iya, dan gak nyangka juga kamu bisa ngehianatin aku.. " Aku mulai berani menunjukan kemarahanku

" Maksud kamu ? "

" Kamu gak usah pura-pura gak tau deh.. Aku tau kok! Aku liat dengan mata-kepala ini, kamu sama perempuan laen mesra-mesraan di kampus tadi siang.. Kalian keliatan menikmati banget situasi itu.. "

" Oh tadi siang.. "

" Apa? Kamu masih bisa bilang oh.. Gak punya otak kamu.. " Aku beranjak berdiri dari dudukku. Tak terima dengan ucapan entengnya 'oh'.

" Kamu kok ngomong gitu.. " Bisma ikut berdiri, tapi raut wajahnya masih terlihat sabar menghadapi kemarahanku

" Tau ah.. " Aku beranjak berlari.

AKu terus berlari di tengah hujan malam ini. Aku tak peduli sudah berapa banyak tetes air mata yang aku buang bersama air hujan saat ini. Aku tak memikirkan itu. Aku juga masih bisa melihat Bisma masih mengejarku hingga jauh dari restorant tadi. Dia sejak tadi memanggil-manggil namaku dengan suara paraunya.

" Dengerin aku dulu Bii.. Please.. "

" Gak ada yang perlu didengerin lagii.. Udah cukup semuanya buat aku.. "

" Belom Bii.. belom.. "

Kulihat dari arah belakang Bisma truk sedang melaju dengan kecepatannya yang luar biasa cepat. Sejak tadi truk itu terus mengeluarkan peringatan klakson pada Bisma, tapi tak dihiraukannya. Bisma tetap saja mengejarku tanpa mengerti ada truk besar dibelakangnya. Hinggaaa...

BARAKSS..

" Biankaaaa... "

Kudengar suara tabrakan dibelakang sana. Tak lama setelah itu suara Bisma memanggil namaku. Dengan sedikit terisak, aku menoleh ke sumber suara. Dan benar apa yang aku takutkan, Bisma telah terbaring di aspal dengan darah yang berlomba keluar dari tubuhnya. Sesegera mungkin aku berlari dengan sisa energiku. Kuangkat kepala Bisma ke pangkuanku. Ku pegang tangannya, berusaha untuk membuatnya kuat. Membiarkan tangannya mengeluas pipiku lembut. Tangisku makin menjadi dan pecah seketika.

" Bismaaa... Kamu yang kuat ya, kita ke rumah sakit sekarang.. " Ujarku menstabilkan suara

" Biankaa.. ak..ku.. say..yang.. banget.. sama.. kaa.. muu.. " Ujar Bisma terbata

" Iya Bisma.. AKu juga sayang banget sama kamu.. Kamu harus kuat Bisma! Demi aku.. "

" Bismaa Biankaa.. " Suara Dicky terdengar diantara gemuruh hujan, aku menoleh. Benar, Dicky datang.

" Bisma kenapa Bii ? " Dicky terdengar panik

" Dia ketabrak truk ky.. hikss.. " Tangisku

" Yaudah, sekarang kita ke rumah sakitt.. " Dicky bersiap mengangkat Bisma. Tapi Bisma melarangnya

" Enggak, enggak usah ky.. Percuma, gue udah dipanggil sama Allah.. " Ujar Bisma yang makin membuatku tak tega melihatnya

" Lo ngomong apa Bis? Gak! Lo gak boleh mati.. Kita harus sama-sama sampe kakek-nenek.. " Dicky yang ku setujui dengan anggukan.

" Gak bisa ky.. Udah, lo jagain Bianka baik-baik ya.. Lo nikahin dia! Lo gantiin posisi gue.. " Bisma mengeluarkan kotak merah dari saku celananya. Memperlihatkan isinya padaku juga Dicky.

" Bisma kamu harus kuat... Demi aku.. " Aku mencoba mengalihkan perhatian Bisma

" Nikah sama Dicky, Bii! Kalian pasti bahagia.. Aku juga akan bahagia liat kalian dari atas sana.. " Bisma

" Enggak Bis! Lo harus sembuh dan nikahin Bianka.. "

" Jaga Bianka baik-baik Ky, gue pamit.. I Love U Biankaa Prasetyaaa.. "


***

Kini sudah 3 tahun kepergian Bisma. Aku telah kembali menjalani hidupku dengan Dicky. Pahit manis cinta telah aku alami dengannya. Hingga yang mempersatukanku dengan jodohku juga Bisma. Bisma membuatku mengerti arti hidup ini. Cintanya akan selalu ada dihatiku. Semua kenangan tentangnya masih kuingat jelas di memory ingatanku. Jika Bisma dan aku akan ditakdirkan bersama, mungkin diakhirat nanti~
Kini aku telah kembali menjalani hidup dengan suamiku kini, Dicky Muhammad Prasetya. Dicky yang menguatkanku saatku lemah, Dicky-lah penguat hatiku dan hidupku.
Dicky juga lah ayah anakku kini, Khazhafa Alkhanza Prasetya dan Bisma Alfano Prasetya :*
Agar Bisma biasa terus berada bersama kami, maka dari itu Dicky memberi nama Bisma pada anak kami-_-
My Love Bisma Karisma dan Dicky Muhammad Prasetya :*






typo maap-_-


ilustrasi Khazhafa Alkhanza Prasetya :*

ilustrasi Bisma Alfano Prasetya :*

Nikah Dulu Baru Cinta part 7

Nikah Dulu Baru Cinta part 7



@kalmahfumayah @worldaboutsmash @OnTheWayMoveOn

Enjoyy..

-----

Pemuda ini terus mengikuti langkah gadis di depannya. Walaupun tak tau kenapa ia harus mengikuti gadis itu. Gadis itu terus melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan yang dipenuhi properti-properti. Sepertinya di ruangan itu tengah berlangsung pemotretan. Tanpa dosa Narra memasuki ruangan itu tanpa permisi. Terlihat seorang wanita tengah berpose layaknya model di depan kamera.

" Ngapain sih kita kesini ? " Bisik Bisma di telinga Narra

" Ya jemput Frischa lah.. " Narra ikut berbisik

" Mau ngapain jemput dia ? Teradahan lo.. " Dumel Bisma

" Ya buat ngejalanin rencana kita lah.. " Terang Narra

" Rencana mana ? " Bisma nampak berfikir

" Rencana batalin pernikahan kita.. " Narra

" What ? Jadi lo mau manfaatin Frischa buat rencana kita ? " Bisma nampak terkejut. Narra tersenyum dan mengangguk mantap

" ENGGAK.. " Bisma berteriak

" Suttt.. "

------

Mobil Bisma kembali melaju di tengah ramai kota Bandung. Kota yang hampir sama dengan Jakarta. Kota lautan api ( kayak lagu ). Hening~ Inilah yang mereka rasakan di mobil Bisma. Frischa duduk di sebelah Bisma yang sedang mengemudi, sedangkan Narra duduk sendiri di belakang. Rencananya hingga kini masih berjalan lancar.

" Ekhem.. Kok sepi sih ? " Narra berdehem

" Emang mau gimana Ra ? Mau teriak-teriak gitu ? Ada-ada aja kamu.. " Frischa dengan tawaan kecilnya

" Narra gitu.. Dia mah stress.. " Ledek Bisma

" Bisa asja kamu Bis.. Hehe.. " Frischa

" Asik, kayaknya rencana gue mulai berhasil nih! Frischa sama Bisma udah mau ngobrol gitu.. Yes! " Narra bergumam dalam hati tersenyum kecil

" Heh stress, ngapain lo senyum-senyum sendiri ? Gila ? " Bisma menyadari senyuma Narra

" Apaan sih lo.. Lo yang stress.. Wlee.. " Narra menjulurkan lidah ( hobi :p )

" Dih.. Stressnya kebangetan nih! Beli obat gih di apotek.. " Bisma

" BISMAAAA.. "

" haha.. "

-----

Kini mereka telah sampai di Bober Cafe, caafe Bisma. Kini hanya tinggal Narra dan Frischa yang lagi mengobrol. Bisma sedang izin ke toilet. Tapi hingga kini Bisma tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

" Apa ? Kamu minta tolong aku buat balikan sama Bisma ? " Frischa membulatkan matanya setelah mendengar penuturan Narra barusan

" Iya! Please banget.. Aku gak mau dijodohin sama Bisma! Aku punya pacar, aku gak mungkin putusin dia.. " Narra memasang wajah melasnya -__-

" Gimana ya Ra, kamu kan tau. Aku model, dan Bisma gak suka itu.. Jadi kita emang gak mungkin balik Ra.. " Frischa melemas

" Tapi kamu sayangkan sama Bisma ? " Narra memastikan

" Buat apa rasa sayang kalo akhirnya gak nyatu Ra! " Frischa menunduk. Terlihat raut kecewa di wajahnya

" Aku yakin kita bisa! Kamu dan Bisma bisa jadi satu! Kita cuma butuh berjuang.. " Narra menggenggam tangan Frischa. Berusaha menguatkan perempuan cantik itu

" Tapi apa Bisma mau nerima aku ? Aku gak mungkin ninggalin dunia model.. Itu cita-cita akku dari kecil! Aku gak yakin Bisma mau.. " Frischa kembali melemas

" Aku mau terima kamu kok! Rasa gak suka aku sama model, tertutup sama rasa sayang aku yang lebih besar ke kamu.. " Bisma tiba-tiba datang

" Bisma.. " Frischa beranjak berdiri

" Aku mau ngulang masa-masa indah kita berdua kayak dulu.. Dan aku mau kamu yang nemenin aku.. " Bisma memegang tangan Frischa

" Aku mau Bis! Aku mau banget.. " Frischa menahan tangis haru

" Aku sayang kamu .. " Bisma memeluk Frischa

" Me too.. " Frischa membalas pelukan Bisma

" Aduh.. Envy euy, pacar gak ada disini .. " Narra menunjukkan tampang melasnya

" Oke guys! Mari kita berjuanggg.. Ganbate!! "

--------





Oke.. Panjang gak ?

wajib follow

@kalmahfumayah @worldaboutsmash @OnTheWayMoveOn

like + comment jangan lupa :p

admin 2

Kalmah Fitri Umayah

Nikah Dulu Baru Cinta part 6

Nikah Dulu Baru Cinta part 6



-------

Adzan Subuh berkumandang. Berseru pada seluruh umat muslim untuk menjalankan kewajibannya terhadap pencipta bumi dan isinya. Tak terkecuali keluarga ini. Tante Muti, Narra, dan Bisma telah siap di lantai atas rumah Narra. Lantai yang biasa dipakai untuk musholla keluarga Narra. Setelah sholat selesai, Bisma segera mencium punggung tangan Tante Muti. Narra dibuat kaget olehnya. Narra kira selama ini Bisma adalah anak yang tak tau sopan santun. Tapi nyatanya kini presepsinya tentang Bisma berbeda. Bisma adalah laki-laki baik-baik dimata Narra kini. Tanpa sengaja bibirnya mengukir senyum melihat Bundanya dan bisma yang begitu akrab, seperti seorang ibu dan anak~

Setelah menyelesaikan kewajibannya kepada Tuhan, kini giliran kewajiban kepada perut yang harus segera diselesaikan sebelum memulai aktivitas. Kini mereka tlah berada di ruang makan rumah megah itu. Bisma tanpa rasa sgan langsung melahap nasi goreng dipiringnya dengan begitu lahap. Tante Muti tersenyum melihat kelakuan Bisma yang menurutnya jarang untuk ia temui. Pemuda yang tidak jaim, jika dihadapannya cuma Bisma.

" Kamu tau gak itu siapa yang masak ? " Tante Muti

" Enggak tante. Emang siapa ? Bukannya Ibu Sum ya ? " Tanya Bisma kepo~

" Enggak. Ini Narra yang buat loh.. Enak kan ? " Tante Muti

" Uhukk.. Uhuk.. Uhukk.. " Seketika setelah Tante Muti memberi tahunya siapa yang membuat, Bisma langsung tersedak dan batuk-batuk. Sesegera mungkin Tante Muti bangun dari duduknya menghampiri Bisma dan memberi segelas air putih untuk Bisma dan perlahan mengelu-elus (?) punggung pemuda itu. Sedangkan Narra raut wajahnya berubah menjadi sangat jengkel

" Udah enak kan Bis  ? " Tante Muti lembut

" Udah tante.. Makasih .. " Bisma dengan masih terengah. Tante Muti pun kembali ke duduknya

" Kenapa lo ? Setelah denger gue yang masak elo langsung keselek gitu ? Kenapa ? Gak suka ? " Narra memelototi (?) Bisma

" Bukan gitu, gak nyangka aja! Elo yang kayak cowok gitu bisa masak seenak ini ? Mustahil.. " Bisma meremehkan

" Lo tuh ya, dari semalem ngajakin ribut mulu.." Narra kesal

" Udah-udah.. Emang ini Narra yang buat Bis! " Tutur Tante Muti. Narra Menjulurkan lidahnya ke arah Bisma, Bisma pun menjulurkan lidahnya balik.


------

Bisma baru saja sampai di kantornya. Sepulang dari Jakarta tadi, ia langsung menuju ke kantor. Dengan baju yang sama sekali tak mencerminkan layaknya bos, Bisma memasuki kantornya yang dulu milik ayahnya. Dengan gaya cool-nya Bisma memasuki kantornya dengan santai. Kacamata hitam masih menyangkut pada telinganya.

" Pagi bos.. " Sapa para pegawainya. Bisma hanya membalasnya dengan senyum.

Dengan kasar ia mendudukan diri di kursi kerjanya. Perlahan ia mulai membuka kacamatanya dan berkutat pada dokumen-dokumen yang sudah menggunung di mejanya. Tak lama kemudian, kerjanya terusik oleh mantan kekasihnya yang tergila-gila padanya. Kekasih yang tak diinginkannya sama sekali. Fina
BRAKK..
Dengan kasar Fina membuka pintu ruang kerja Bisma. Dengan sempoyongan perempuan itu berjalan menuju duduk Bisma. Bisma hanya menggelengkan kepala melihat perempuan itu. Tercium bau alkohol di ruangan itu semenjak Fina masuk, sepertinya perempuan itu sedang mabuk.

" Haii sayang.. " Sapanya saat telah sampai di hadapan maja kerja Bisma

" Sayang-sayang, pala lo peyang! Ngapain lo kesini ? Bau alkohol lagi.. " Bisma mnutupi hidungnya dengan jaket yang ia kenakan

" Kamu kok gitu sih ? Aku kesinikan mau kangen-kangenan sama kamu.. hehe.. " Omongannya semakin ngaco

" Ish, dasar cewek gila! Pergi lo.. " Usir Bisma

" Ah, kamu kok gitu sih.. " Fina mendekati Bisma. Mencoba untuk duduk dipangkuan Bisma namun Bisma menghindar. Dan jadilah Fina terjatuh ke lantai.

" Haha.. Emang enak lo! Makanya jangan jadi cewek gilaa.. " Bisma tertawa penuh kemenangan

" Satpamm.. Satpam.. " Teriak Bisma. Tak lama datanglah 2 laki-laki berbadan tegap ke ruangan Bisma

" Siap Bos! Ada apa ? " Tanya salah satu dari satpam itu

" Tuh, kalian urus dia! " Suruh Bisma menunjuk Fina yang masih jatuh terduduk dengan ocehan tak jelas

" oke Bos! " Kedua satpam itu kemudian menyeret paksa Fina

" Jangan biarin dia masuk kantor lagi.. " Teriak Bisma agar bisa didengar olh 2 security-nya

" Bismaaa.. Lepasin.. " Teriak Fina, Bisma hanya tertawa puas mendengarnya

DREETT.. DREETT..

" Halo.. "

-----

Kini mobil Bisma tengah melaju di kota kembang Bandung dengan kecepatan rata-rata untuk mencapai suatu tempat. Disebelahnya sudah ada Narra yang stay cool dengan iphone ditangannya. Jarinya sibuk menaik-turunkan layar iphone-nya.

" Abis itu belok ke kiri, Bis.. " Terangnya pada Bisma yang mengemudi

" Lo tuh ya nyari kerjaan aja! Gue banyak kerjaan tau.. " Omelnya pada gadis disebelahnya

" Ish, ini tuh demi batalin perjodohan! Udah deh elo diem aja.. " Narra

" Hufftt.. "

*
" Stop stop stop.. " Ujar Narra. Mobil Bisma berhenti seketika.

DUKK..

" Aww.. Sakit tau.. " Rintih Narra memegangi keningnya yang terbentur

" Haha.. lagi bilang stop gak ngobrol dulu.. " Bisma tertawa puas

" Ish, udah ah.. Ayok masuk.. "

" Mau ngapain ? "

" Heh, mau ngapain ? "









Tebak mau ngapain mereka ?
Dimana ?

Okey..
Follow @kalmahfumayah @worldaboutsmash @OnTheWayMoveOn

Maap typo :D

Admin 2
Kalmah Fitri Umayah

Terpaksa Nikah Sama Si Item Behel #2 | Part 5

Terpaksa Nikah Sama Si Item Behel #2 | Part 5


Follow @kalmahfumayah sama @worldaboutsmash :D





Yuk kita LANJUUUTTTTTTT ...

Capcuss ..





~~~







Sejak kemarin, Difa tidak mau makan bahkan keluar kamar pun susah. Yang Difa lakukan hanya memandangi fotonya bersama Morgan, efek dari kesedihan mendalam yang ia rasakan. Dari sepanjang pagi semua orang dirumahnya bolak-balik untuk membujuk Difa, tetapi hasilnya sama, NIHIL!

"Morgan... I miss you.."lirih Difa sambil memegang frame foto

"I miss you too.."ujar cowok berbadan tegap, tinggi dan putih seraya masuk ke kamar Difa dengan nampan ditangan

"Hei, kok nggak mau makan sih?"cowok ini kembali berucap

"Kok bengong? Katanya kangen? aku udah disini nih!"cowok itu lagi

"Morgan kok bisa..."Difa menggantung kata-katanya

"Udah, peluk aku..."Morgan menyuruh tangan Difa untuk memeluknya

"Morgan.. I miss you.."Difa memeluk Morgan dengan semangat empatlima! MERDEKA! *ehh

"Eh, Difa.. Difa.."Morgan

PRANGG

"Haha.."tawa Difa dan Morgan melihat isi nampan itu jatuh dan serta merta berantakan di lantai

***

Malam telah tiba, malam yang sangat ditunggu-tunggu oleh para remaja-remaja yang sedang kasmaran. Yup, malam minggu.

Setelah diintrogasi oleh dua keponakannya hingga sore, kini Dicky, Flara beserta Fano&Fany sedang jalan-jalan keliling Jakarta pada malam hari. Hingga berhenti di Monas, karena Fano memaksa ingin melihat Monas dari dekat. Mau tak mau Dicky harus menyamar agar tidak terdeteksi oleh penggemar fanaticnya. Menggunakan jaket, topi, kaca mata dengan sedikit berantakan dibagian rambut. Mereka berjalan bersama, bergandengan layaknya keluarga bahagia. Tak jarang sorotan mata tidak enak dilihat memerhatikan mereka dengan beberapa pertanyaan dan pernyataan yang tidak terdefinisikan.

"Anak kecil udah punya anak"
"Akibat pergaulan bebas!"

"Kasian ya... Masih kecil udah urus anak"

Dicky dan Flara hanya tertawa kecil mendengarnya dan tetap berjalan tidak menggubris iblis yang laknat. Mereka berempat menghabiskan waktu bersama. Mulai dari bermain kembang api, menerbangkan lampion, hingga beristirahat sambil memakan makanan yang dibeli di supermarket sekitar tadi.

***

Berbeda dengan Cee dan Ilham yang menghabiskan malam minggu di danau yang tidak jauh dari rumah Cee. Danau yang romantis, berhiaskan lampu-lampu warna-warni yang berkelap-kelip dengan indah. Dengan menaiki perahu bebek, mereka menelusuri sungai buatan yang tidak terlalu luas itu.

Suasana sangat hening, hingga Ilham berhenti mengkayuh pedal perahu itu tiba-tiba. Cee bingung dibuatnya. Beberapa pertanyaan bersarang di otak Cee. Tetapi belum sempat bertanya, Ilham sudah terlebih dahulu menyerobot~

"Would you be my wife?"Ilham serius sambil mengeluarkan kotak berwarna merah dan memperlihatkan isinya pada Cee yang terperangah

"Terlalu cepat Ham! Aku belum siap!"Tolak Cee halus.......

"Terus mau kamu gimana?"Ilham dengan sabar...

"Aku mau kita tunangan dulu, nggak harus cepet-cepet kan? Aku mau lebih kenal kamu.."Terang Cee serius, sangat serius-_-

"It's okay! I'm understand.."Ilham tersenyum. *sabarbangetyakIlham.-.

"Dan pertunangan kita dua minggu lagi! Stop nggak pake protes!"Ilham

"Ilham... Kok gitu sih? aahh.."Cee merengek seraya memukul pelan Ilham

***

Di rumah Difa kini, Morgan dan Bisma sedang BBQ-an di gazebo belakang rumah Difa. Cuma berdua? Memang, sejak tadi mereka tak mau terganggu.

"aaaa.. gosong!"Teriak Difa panik seraya mencoba mengambil BBQ dari panggangan-nya

"aww.. pamasss!"Difa memegang tangannya yang kepanasan.

"makanya jangan sok-sokan, sini aku lihat.."Morgan penuh perhatian seraya meniup tangan Difa, dengan sesekali dilihat

Sesaat kemudian mata mereka bertemu dititik ketulusan dan kedamaian. Sesaat kemudian lagi, tercium sesuatu...

"Waaa.. apii!"Difa makin panik melihat api meninggi dari panggangan BBQ

"Air air air!"Morgan ikut panik-_-

Bukannya mencari air, mereka malah berputar-putar tidak jelas. Hingga akhirnya, BRUKKK. Jatuhlah mereka~

"Air..air.."Mereka kompak bangun dan langsung pergi mencari air

***

Kini mobil Dicky sedang melaju menuju ke rumahnya, Fano dan Fany sudah terlelap dalam alam mimpinya masing-masing. Flara juga asik memainkan handphone Dicky, entah apa yang dilakukannya dengan handphone Dicky.

"Ngapain sih?"Dicky mencoba melihat aktivitas Fla

"Ih kepo!"Flara menjawab singkat, tepat, dan jelas membuat Dicky memanyunkan bibirnya~

"Ngambek? Yaudah yupi stop sebulan!"Flara dengan nada mengancam

"Ih curang! Giliran kamu ngambek, aku nggak stop es krim sama permen kamu! Curang ah.."Dicky kesal dengan wajah baby face-nya

"haha.. Lucu banget sih kamuu? Gemes deh.."Flara mencubit pipi Dicky

"Sakit. Jangan stop yupi aku ya?"Dicky merayu

"Iya, makanya jangan ngambek terus.."Flara mengiyakan

"Thank you honey..."Dicky berganti mencubit hidung Flara

"Sakit item..."Flara sambil memegangi hidungnya yang mendadak merah

"Hehe.. abis gemes akuu.."Dicky tertawa puas

***

Matahari telah berkuasa, mengisyaratkan manusia untuk beraktivitas. Pagi ini Dicky, Flara serta Fano&Fany pastinya, sedang melakukan jogging di taman komplek. DI saat mereka sedang asik jogging, mereka bertemu dengan 4 makhluk aneh, siapa lagi kalau bukan Cee, Ilham, Difa dan Morgan. Mereka akhirnya jogging bersama, hingga berhenti untuk sarapan bubur di pinggir jalan komplek.

"Eh iya Ky, gue baru inget. Tadi kata om Kun, hari selasa lo ada meet and greet gitu di Jakarta Selatan kalo nggak salah.."Ilham disela-sela makannya

"Loh kok bilangnya ke elo sih?"Morgan kepo

"Hehe.. Handphone gue ketinggalan!"Dicky cengengesan

"Dicky dicky.."Difa dan Cee kompak sambil bergeleng kepala-_-

Sementara mereka bersenda gurau, Flara sibuk menyuapi Fano&Fany bubur. Ada saja kelakuan Fano&Fany yang membuat Flara jengkel.

"Fano-Fany makan yang bener dong!"Flara mengeluh kesal

"Yaampun Fla.."Seru Difa sok kaget

"Yaudah, Fano tante Cee suapin ya?"Cee membujuk
"Enggak! Fano maunya tante Fla yang suapin!"Fano keukeh

"Gini aja, Flara suapin mereka, biar aku suapin kamu. Okay? Kamu belom makan kan?"Dicky bersiap menyuapi Flara

"Heh, bisa banget yaa.."Ilham meledek

"Modus! Modus!"Teriak Morgan

***

Giliran bulan yang berkuasa, malam ini berbeda dengan malam-malam sebelumnya yang bertabur bintang, tetapi malam ini justru tidak ada bintang hanya bulan saja yang terlihat mengumpat dibalik awan hitam. Yang tak lama kemudian turun rintik-rintik hujan.

"Yah ujan nih, gimana dong?"Cee dengan wajah panik+bingung

"Yaudahlah nggak papa, kita pulangnya kalo ujan udah reda aja.."Ilham santai

"Terus kita pulangnya kapan?"Difa yang secara tidak langsung mengulang pernyataan Cee-_-

"Aduh Difa, kan udah dibilang sama Ilham. Pulangnya habis hujan reda!"Morgan menerangkan
"Haha.. Yaudah kalau hujannya nggak reda juga, kalian nginep aja! Okay?"Flara seraya memakan permen batangnya lagi

"He'eh, bener tuh!"Dicky seraya memakan yupi ditangannya

"Bener-bener, itu mulut nggak bisa diem banget yaa-_-"Ilham meledek.

"Bukan Flara namanya kalau sehari tanpa permen!"Difa&Cee meledek Flara kompak!

"Oh gitu. Dicky juga bukan Dicky kalau sehari tanpa yupi!"Morgan menambahkan

"Ishh.."Dicky dan Flara kompak memajukan bibirnya~

"Memang sejak tadi pagi sehabis jogging, Difa, Morgan Cee juga Ilham memutuskan untuk bermain ke rumah Dicky. Tapi saat ingin pulang, hujan turun. Memaksa mereka untuk tetap dirumah.

***












Kurang panjang? Ha?
Awas kalau likers-nya nggak nambah~


MAAF TYPO-_-



Jangan lupa like dan commentnya..



FOLLOW : @kalmahfumayah @worldaboutsmash





Admin 2

Nikah Dulu Baru Cinta part 5

Nikah Dulu Baru Cinta part 5



Enjoyy.. :)
@kalmahfumayah @worldaboutsmash @OnTheWayMoveOn
Promosi bentar :p


" Bismaa.. "

------

Sore ini Bisma dan Narra harus rela waktu PDKT mereka terhambat oleh seorang gadis berparas cantik yang mmanggil Bisma waktu di depan Food Court tadi. Frischa Amanda, atau lebih akrab dipanggil Frischa. Perempuan yang sudah Bisma kenal lama dan cukup dekat dengan Bisma. Kini gadis itu berada di antara Bisma dan Narra. Bisma sedari tadi masih asyik mengobrol dengan Frischa. Sementara Narra sibuk dengan iphone-nya, tak menghiraukan Bisma dan Frischa.

" Oh, jadi kamu masih jadi model ? " Bisma

" Iyalah, I love modelling! Gak ada alesan buat aku pindah dari profesi itu.. " Frischa tersenyum

" Haha.. Gak berubah ya kamu.. " Bisma tertawa kecil

" Ya enggaklah, aku gak akan berubah dari dunia permodelan! Sekali pun kamu putusin aku gara-gara itu.. " Frischa menatap Bisma.

" Haha.. Udah, dimakan makanannya.. " Suruh Bisma mengalihkan pembicaraan

Rupanya sedari tadi Narra mnguping obrolan Bisma dengan Frischa. Narra tersenyum kecil. Sementara pandangannya masih ia fokuskan pada layar iphone-nya yang bergambarkan Dicky, kekasihnya.

" Oh, jadi Frischa sama Bisma pernah jadian toh.. Hihi bagus dong kalo gitu! Gue gak perlu susah-susah cari perempuan laen buat bantuin misi kita.. Narra emang pinter! Pantesan Dicky suka.. Hehee " Gumamnya dalam hati sambil tersenyum kecil.

" Heh, kenapa lo ? Kalo mau kumat jangan disini! Malu-maluin aja deh.. " Dumel Bisma yang dari tadi memperhatikannya

" Apasih lo! Jangan bawel deh.. Sirik aja! wlee.. " Ujarnya menjulurkan lidah ke arah Bisma

" Ih, wlee.. " Bisma membalas juluran lidah Narra. Sedangkan Frischa yang melihat hanya tersenyum melihat kelakuan Bisma dan Narra

------

Malam menjelang. Matahari berganti menjadi bulan dan bintang. Para manusia yang beraktivitas, kini satu per satu mulai kembali ke rumah masing-masing *masa rumah tetangga? Abaikan. Tak terkecuali Narra dan Bisma. Mereka kini tengah berada di mobil Bisma menuju rumah Narra. Sejak tadi tak ada obrolan dari mereka. Hanya deheman Bisma yang sesekali ia buat untuk memecah keheningan. Tapi Narra tak menggubrisnya. Ia tetap pada aktivitasnya pada iphone-nya yang sedari tadi tak pernah lepas dari genggaman perempuan manis ini.

" Ekhemm.. Sepi banget yah, kayak kuburan.. " Bisma mulai berbicara

" Oh merasa penghuninya ? Gue mah enggak, sorry.. " Ujarnya watados -.-

" Sembarangan lo! Lo gak liat apa ? Akang kasep kayak gini dibilang penghuni kuburan.. " Bisma membanggakan diri *kenyataan

" Iuhh.. Najong tralala.. Eh Bis, tapi tadi mantan pacar lo ya ? Ciyee.. Ternyata Bisma laku juga yahh.. " Ledek Narra

" Iya, kenapa ? Cemburu ? Ya lakulah! Elo kali yang gak laku.. " Ledek Bisma balik

" Ish, cemburu ? Najong! Gue laku kali, pacar gue aja masih di Ausie.. " Narra tak mau kalah

" Ngapain coba pacar lo di Ausie ? Jualan ? Hahaha.. " Bisma terbahak-bahak

" Ish, Bismaaa.. " Narra menjambak rambut Bisma hingga Bisma mengerem mendadak laju mobilnya.

CIIITTT...
Ban mobil Bisma bergesekan kasar dengan aspal jalan raya itu. Untung jalanan itu sepi. Jadi tak ada korban jiwa karena kejadian itu (?). Narra masih saja menjambak rambut Bisma. Sedangkan Bisma meringis kesakitan karena rambutnya yang terus dijambak oleh Narra. Saking kencangnya dijambak, kepala Bisma sampai terpangku di pangkuan Narra. Sedetik kemudian, pandangan mereka bertemu. Perlahan Narra mulai melepaskan jambakannya pada Bisma.

DEERRTT.. DERRTT..
Hingga suara getaran ponsel Bisma membuyarkan aksi saling pandang mereka. Bisma dengan cepat bangun dari pangkuan Narra sebelum Narra tersadar dan kembali menjambak rambutnya. Dengan segera pula Bisma mengangkat ponselnya yang tadi bergetar dan menaruhnya di telinga kanannya. Sedangkan Narra masih terdiam, tak percaya dengan apa yang ia lakukan barusan dengan Bisma.

" Halo.. " Sapa Bisma pada orang disebrang sana. Matanya sesekali melirik ke arah Narra yang masih dengan tampang tak percayanya

-------

Mobil Bisma baru daja memasuki halaman rumah Narra. Rumah yang tak jauh berbeda dengannya. Rumah yang seperti istana bernuansa biru muda itu terlihat sangat megah. Narra sudah tak melongo seperti tadi. Kini ekspresinya sudah seperti biasa :p. Tapi saat Bisma ingin berpamitan dengan Bunda Narra, hujan turun dengan derasnya.

" Yah Bis, hujan tuh.. Gimana dong ? Masih tetep mau pulang ? " Tanya Tante Muti meyakin Bisma.

" Iya juga yah.. " Bisma mnggaruk kpalanya yang tidak gatal :p

" Mending lo nginep aja Bis! Udah malem juga kan, udah gitu di tol pasti macet. Apalagi hujan begini.. " Saran Narra. Ada apa dngan perempuan ini? Biasanya ialah orang yang paling tak menginginkan kehadiran Bisma. Tetapi kini justru sebaliknya -_-

" Iya Bis, bener kata Narra! Kamu nginep aja disini dulu! Besok baru pulang.. " Tante Muti mngiyakan saran anaknya

" Beneran nih tante ? Gak ngerepotin ? " Bisma

" Enggaklah! Masa sama calon menantu sendiri ngerepotin sih.. Yakan Narra ? " Tante Muti menunggu jawaban anaknya

" Engh.. Iya.. Iya.. " Narra dengan senyum paksaannya~

Akhirnya Bisma pun teerbujuk oleh 2 perempuan cantik itu. Bisma pun meneginap semalam di rumah Narra. Kamarnya terletak disebelah kamar Narra. Hingga malam Narra masih saja di balkon kamarnya. Kamar tempat ia meencurahkan isi hatinya setiap hari. Tentang Dicky, Bundanya, semuanya.

" Kenapa sih kita gak ditakdirin kayak Bintang dan bulan itu ? Mereka kan selalu bersama.. " Narra menatap lirih bintang dan bulan dilangit malam yang baru saja berhenti hujan

" Ngapain banget ngarep kayak bulan sama bintang! Gak akan pernah kewujud dehh.. " Bisma. Ya, Bisma juga belum tidur. Masih menatap langit malam seperti Narra. Tapi dari kamar sebelah Narra

" Apa banget deh lo Bis! Ngapain coba nguping ? " Narra kesal meelihat Bisma di balkon sebelahnya

" Yaelah gue kan punya kuping, jadi gue bisa dengerlah ! Lagian ngapain juga lo ngarepin sebuah hubungan kayak bulan dan bintang ? Gak banget deh.. " Ledek Bisma

" Kenapa gak banget ? Emang benerkan ? Bulan dan bintang tuh selalu bersama.. " Narra tak mau kalah

" Enggak juga sih! Bulan tanpa bintang sering, bintang tanpa bulan juga sering! Jadi mereeka gak selalu bersama.. Mereka bersama juga waktu malem doang. Selebihnya ? Enggak! Jadi jangan pernah lo ngarepin suatu hubungan kayak bulan dan bintang! Karna itu gak akan bertahan lama.. " Bisma. Narra terdiam, mencerna kata-kata Bisma barusan. Kini ia sadar, ia telah salah mengharapkan hubungannya dengan Dicky seperti bulan dan bintang, karna tak akan abadi.

" Harusnya elo harepin suatu hubungan kayak angin dan air. Angin selalu berhembus tanpa tau cuaca! Air selalu mengalir tanpa terhalang oleh batu-batu.. Harepin hubungan kayak gitu! Air dan batu! " Bisma kembali berucap, membuat Narra semakin terdiam seribu bahasa

" Udah gak usah terlalu diforsil mikirnya! Gue tau otak lo gak nyampe! " Bisma seraya terkekeh kecil melihat ekspresi Narra berubah seketika

" Lo pikir gue oon gitu ? Bismaaa.. " Teriak Narra kesal.

" Haha.. Udah gih sana tidur.. Nanti dibuatin susu sama bunda.. haha.. " Bisma terbahak

" Huh, dasar bismalem.. "








@kalmahfumayah @worldaboutsmash @OnTheWayMovOn

Admin 2

Kalmah Fiti Umayah

Terpaksa Nikah Sama Si Item Behel #2 | Part 4

Terpaksa Nikah Sama Si Item Behel #2 | Part 4


Follow @kalmahfumayah sama @worldaboutsmash :D





Yuk kita LANJUUUTTTTTTT ...

Capcuss ..





~~~







   Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu. Yap! Sudah 3 minggu lamanya SMASH promo album, itu artinya tinggal seminggu lagi mereka dapat bertemu pujaan hati.

   Malam ini terlihat Dicky sedang galau berat, terbukti saat ini ia tengah duduk di balkon hotelnya sambil memegang sebuah gitar dengan menatap bingung dan bulan yang seolah menjadi saksi bisu kegalauannya saat ini. Rasanya ingin sekali ia memeluk Flara saat ini untuk menghilangkan rasa rindu yang bersarang dihatinya. Perlahan tangannya mulai memetik senar gitar dan mulai bernyanyi

Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya
Menahan rasa ingin jumpa...
Percayalah padaku, aku pun rindu kamu
Ku akan pulang
Melepas semua kerinduan yang terpendam

Lagu yang tepat untuk menggambarkan suasana hatinya saat ini keluar dengan sendirinya dari mulut Dicky, tanpa direncanakan.

"Aku kangen kamu Fla! Dulu waktu masih SMA, aku selalu kangen mama tapi sekarang cuma kamu! Kalo kayak gini, aku kapok jauh dari kamu! Aku kangen banget sama kamu..."Dicky curhat sendiri-_-

"Tenang dek, sebentar lagi lo juga bakal ketemu Fla kok!"Morgan tiba-tiba datang diikuti MS dari belakang

"Iya, nggak usah sedih gitu dong!"Ilham menambahkan


"Kok bisa?"Dicky bingung dengan tampang cengo -,-

"Jadi, waktu kita masih sisa satu minggu, dan itu FREE!"Teriak Rafael

"Kok bisa?"Dicky tambah bingung dan tambah cengo

"Soalnya kerjaan kita udah selesai!"Reza menambahkan

"Kok bisa?"Dicky LAGI! -_-

"Kok bisa terus sih? Yang lain dong, nggak kreatif nih!"Dumel Bisma yang hanya dibalas tatapan tidak percaya dari Dicky:|

"Gue tau lo seneng! Tapi nggak usah gitu juga kali ekspresinya! Nggak nyambung pak!"Rangga berkhutbah :o

"Ekspresinya mana?!"Rangga hebohhh:'|

"Haha.."MS lain terbahak melihat lebay-nya Rangga kambuh

***

Adzan berkumandang, menghimbau agar manusia segera melaksanakan sholat subuh, terutama umat muslim. Matahari mulai berani menampakkan sinarnya, pertanda rutinitas di hari libur mulai dilakukan. Pagi ini Fla terlihat lebih ceria dari pagi-pagi sebelumnya. Padahal tidak ada kabar atau berita yang mampu membuat hatinya begini.

Pagi ini juga Fano dan Fany sedang berenang di kolam renang rumah Dicky. Akibatnya Flara harus bolak-balik dalam dan luar rumah untuk menyiapkan segala sesuatu untuk keponakan-keponakannya. Setelah siap semua, Flara duduk disisi kolam renang seraya memainkan iPad nya sambil mengawasi kedua keponakannya. Saat sedang sibuk dengan iPad nya tiba-tiba terdengar suara seseorang dari arah dalam rumah. Suara yang telah lama ia tidak dengar lagi, suara laki-laki yang berhasil membuatnya move on dari masa lalu.

"Rindu ini terasa indahnya, andai kau ada disini, bersamaku berbagi rasa.. Ingin ku ungkap semua rasa, curahkan cinta ini, untukmu hanya dirimu.."Dicky bernyanyi mendekat kearah Flara

"Dicky?"Flara ternganga ketika mendapati sosok Dicky asik memeluknya dari belakang dengan senyum yang tak pudar dari bibir cowok imut ini

"Dicky? Ini bener kamu kan? Kok kamu disini?"Flara setelah berbalik badan seraya menatap mata Dicky dengan dalamnya

"Siapa lagi kalau bukan Dickynya Fla? Nanti aku ceritain, yang jelas aku kangen akut sama kamu.."Dicky kembali memeluk Flara dengan erat

"Aku apalagi Ky, kamu nggak tau aja!"Dumel Fla seraya membalas pelukan Dicky

"Yang penting sekarang aku udah disinikan?"Dicky mempererat pelukannya

"I really really really miss you Dicky.."Flara melepaskan pelukannya dan beralih melihat wajah Dicky yang terlihat tersenyum mendengar kata-kata Flara barusan

"Lebih dari itu puding.."Dicky beralih pada pipi Fla yang tiap Dicky cium nggak cukup sekali-_- Perlahan namun pasti, Dicky mulai memiringkan kepalanya mendekat pada wajah Fla yang berada dihadapannya kini wajah mereka hanya tinggal beberapa centi lagi, hampir.......

"Ehem.. It's not good!"

***

Hari yang sangat melelahkan bagi perempuan cantik yang satu ini, karena hari libur seperti ini pun harus masuk kuliah. Cee, kini ia tengah berada di taman tempat biasa ia bertemu Ilham di kampus.

Perlahan butiran bening menetes dari kelopak matanya dibalik kacamata minus yang selalu menemaninya. Tangisannya semakin terisak saat memutar kejadian waktu Ilham pergi untuk promo

"Nih buat kamu, bunga yang cantik untuk orang yang selalu cantik dimata aku!"Ujar seseorang seraya duduk disebelah Cee dan memberi bunga mawar putih kesukaannya

"Nggak perlu! Yang gue perluin Ilham, bukan bunga!"Cee tanpa menoleh

"Beneran nggak mau?!"Laki-laki itu memastikan

"Enggak!"Tolak Cee lagi tanpa menoleh

"Yakin? Cius? Cumpah? Miapahh?"Laki-laki itu dengan alay-nya yang kumat

"Lo batu banget sih..."Cee menggantung setelah menoleh ke sebelahnya, terbengong tak percaya dengan pandangannya

"Ilham?"lanjutnya dengan senyum mengembang

"How are you my princess? Come here..."Ilham merentangkan tangannya, mengisyaratkan Cee untuk memeluknya

"Aku kangen kamu.. Hiks.."Cee terisak dalam pelukan Ilham

***












MAAF TYPO-_-



Jangan lupa like dan commentnya..



FOLLOW : @kalmahfumayah @worldaboutsmash
ADD : Kalmah Fitri Oemayah






Admin 2

Semua akan Indah pada Waktunya ~ Cerpen

Semua akan Indah pada Waktunya ~ Cerpen



Ini hanya karangan, gak ada unsur kesengajaan. Jika ada yang pernah mengalami cerita seperti ini, hanya kebetulan semata. Dibuat untuk bersenang-senang dengan bacaan! No Bully




Seorang gadis cantik tengah termenung di balkon kamarnya. Menatap lirih bintang yang bertabur di langit. Mata indahnya sesekali mengeluarkan butiran bening. Ingatannya mulai memutar ulang kenangan indah bersama sang pengisi hati yang berada jauh disana. Gadis manis ini bernama Syaqilla January atau kerap dipanggil Jeje. Kini Jeje menjadi pribadi yang murung, penyendiri, dan gadis rapuh. Padahal dulu Jeje adalah gadis yang periang, ceria, dan gadis yang tegar. Perubahan ini terjadi saat Bisma Karisma, demikian nama kekasih Jeje dulu meninggalkannya dengan 1000 tanda tanya besar. Walau tak tau tentang Bisma, hati gadis ini tetap pada Bisma. Tak akan pernah berubah.
Pikirannya kembali memutar memori saat bersama Bisma dahulu. Saat terakhir bersama Bisma~

FLASHBACK ON ->

" Haha.. Udah bi, udah! Jangan buat aku ketawa terus.. aku capek.. " Tutur Jeje pada Bisma

" Hehe.. Biarin dong, bagus! Aku pengen selalu liat tawa kamu.. " Bisma

" Tapi jangan dikelitikin juga kali.. " Keluhnya dengan sedikit terengah

Dua sejoli ini kini sedang berada di taman kampus mereka. Duduk di atas rumput hijau yang sedikit basah akibat embun. Sedari tadi Jeje dan Bisma tak henti-hentinya tertawa. Ada saja kelakuan mereka yang membuat keduanya tertawa. Geregetan, Bisma pun menggelitiki perut Jeje. Kelemahan gadisnya ini adalah perut. Jadi jika perutnya dikelitiki maka, ia akan menggeliat dahsyat.

" Yaudah deh, kita nyanyi aja yah.. " Usul Bisma. Jeje segera mengangguk mantap, seraya mengelap keringat di dahinya dengan handuk kecil Bisma. Bisma pun mulai memetik senar gitarnya. Yang sedari tadi menemani mereka bersenda gurau.


                 Aku tak bisa memiliki, Menjaga cintamu
                 Walau sesungguhnya hatiku mencintaimu, memilikimu
                 Aku tak ingin kau terluka mencintai aku
                 Hapuslah air matamu..
                 Dan lupakan aku..

Suara Bisma terdengar lirih menyanyikan lagu itu. Suaranya mulai bergetar. Jemarinya seakan lemas untuk memetik senar gitarnya. Setelah dengan penuh tantangan menyanyikan lagu itu, akhirnya Bisma tertunduk. Tak mampu berkata lagi. Sedangkan Narra menatap Bisma sendu. Handuk kecil yang ia pegang tadi jatuh di rumput hijau. Tak disangka, air matanya pun ikut menetes bersamaan dengan handuk itu. Gadis Bisma tak kuasa menahan tangisnya kini. Gejolak di dadanya tak dapat terbendung lagi.
Dengan segenap keberanian yang tersisa, Bisma mengangkat wajahnya. Menatap Jeje yang telah berderai air mata.

" Aku akan ke Kanada Je! " Bisma kembali menunduk. Keberaniannya habis, melihat mata Jeje.

" Maaf Je! Tapi ini yang terbaik buat kita.. " Bisma. Jeje masih terdiam, mencoba meencerna kata-kata sang kekasih

" Kita? Kamu! Bukan aku.. " Sentak Jeje menahan tangis

" Semua keputusan ada ditangan kamu. Insyaallah, apapun keputusan kamu, aku terima.. " Bisma terdengar pasrah. Tangannya kini menggenggam tangan Jeje

" Sampe kapan pun aku gak akan mau kita putus! " Tegas Jeje

" Berarti kita LDR dulu? Kamu mau? Kamu sanggup? Kamu kuat ? " Bisma meyakinkan

" Kamu kenapa sih? Kayaknya kepengen banget aku ngomong putus? Kamu mau kita putus? Iya mau? HA ? Hikss.. " Jeje tak sanggup menahan hatinya

" Bukan gitu, ini 2 tahun. Aku cuma gak mau kamu bosen nunggu aku! " Bisma meluapkan ketakutannya pada Jeje

Sejenak suasana hening. Hanya isakan tangis Jeje yang terdengar di taman kampus pagi ini. Sedang Bisma terus mendekap erat tubuh mungil Jeje. Berusaha meredam isakan sang kekasih.

" Besok aku akan berangkat! Maaf baru bilang, aku cuma gak pengen buat kamu sedih.. " Bisma membelai rambut hitam Jeje

" Mau kemaren, sekarang atau besok pun kamu tetep buat aku sedih Bisma.. " Jeje berusaha memberhentikan tangisnya

" Maaf.. I really sorry! I love U.. "

FLASHBACK OFF


Jeje selalu memutar ingatannya kembali saat rindu sang pujaan hati, Bisma. Rindunya semakin menjadi keetika penantiannya selama 2 tahun tak kunjung membuahkan hasil. Hari ini tepat 2 tahun Bisma meninggalkan Jeje tanpa kabar. Tapi hingga malam pun, Bisma tak kunjung datang untuk menemuinya. Memberi kabar pun tidak. Pandangannya terus memandang bintang, seolah bertanya, kenapa Bisma enggak kesini ? Kenapa gue sama Bisma gak ditakdirin bersama ? Sungguh malang nasib gadis cantik ini.

" Heii.. " Suara laki-laki meengagetkan lamunan Jeje

Dengan segera Jeje menghapus air mata yang seedari tadi mengalir tanpa hambatan di pipinya. Menoleh ke arah sumber suara. Bibirnya menyungging ke atas kala melihat 2 sahabatnya. Menguatkan hatinya yang hancur lebur dengan satu senyuman manisnya.

" Lo pasti abis nangis lagi deh! Gue kan udah bilang, kalo Bisma emang jodoh lo, dia akan balik lagi ke elo gimana pun caranya! " Dicky, salah satu dari sahabat Jeje berhasil menebak apa yang baru saja terjadi pada Jeje

" Ih, sotoy lo! Enggak kok! Gue tadi kelilipan.. " Dusta Jeje

" Lo gak usah boong! Kita udah kenal elo lama Je! " Tebak Reza.

Jeje tertunduk. Ketegaran senyumnya tumbang seketika. Ia tak mampu lagi menahan kesedihan mendalamnya sendiri. Air mata mulai menetes lagi dari mata indahnya. Tak tahan dengan sakit yang amat menusuk hatinya, Jeje pun jatuh terduduk. Isakan tangis terus terdengar di malam sunyi itu. Membuat Dicky dan Reza tak tega dan ikut terduduk mensejajarkan tubuhnya dengan Jeje. Seolah ikut merasakan sakitnya hati Jeje, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Membasahi tubuh ketiga sahabat ini.

" Seharusnya emang Bisma yang peluk elo! Tapi izinin gue gantiin Bisma.. " Dicky mengangkat dagu Jeje.

Menyuruh gadis itu menatap matanya dalam derasnya hujan. Jeje dapat merasakan ketulusan dari mata sahabatnya. Ya, Dicky memang sayang Jeje. Lebih dari sayang ke seirang sahabat. Kebersamaan yang Bisma ciptakan untuk Dicky dan Jeje telah berhasil membuat Dicky terpikat pada sosok Jeje. Walau Dicky tahu, ia telah mengingkari persahabatannya dengan Bisma. Dicky dan Reza memang sahabat Bisma semenjak kecil. Jadi Bisma tak ragu untuk menitipkan pujaan hatinya pada mereka. Seharusnya hanya untuk menghibur Jeje, tapi Dicky menginginkan lebih dari itu.

" Aku sayang Je sama kamu! Aku sadar, aku udah khianatin Bisma! Tapi ini yang terjadi.. Aku mau selalu ada di samping kamu! Aku gak akan sia-siain kamu! Aku mau selalu buat kamu tersenyum bahagia Je! " Dicky membelai lembut pipi Jeje yang masih memandangnya dengan lirih di tengah hujan.

" Ini emang gak beener! Tapi emang ini yang harusnya terjadi! Ini yang terbaik untuk kalian.. " Reza bersuara setelah sekian lama bungkam menyaksikan kedua sahabatnya. Jeje tersenyum, sedetik kemudian Jeje mmeluk Dicky erat. Membayangkan yang kini ada di pelukannya adalah Bisma.Gadis ini terisak didalam dekapan sahabat yang sekarang menjadi kekasihnya. Hujan menjadi saksi perjalanan move Jeje dari Bisma Karisma~

" Hiks.. Bantu gue ky! Hiks.. "

" Pasti.. Nangis sepuas lo! Gue akan disini temenin lo .." Dicky


~~~~~~~~~~~

3 bulan sudah Jeje lalui bersama Dicky. Dicky selalu mewarnai hari-hari Jeje. Perlahan Jeje mulai kembali ke pribadi semasih ada Bisma. Dicky selalu menuruti apa yang ia inginkan. Walau demikian hati Jeje tetap pada Bisma. Perasaannya pada Dicky hanya sebatas sahabat, tak lebih dan tak kurang. Walau Dicky selalu mewarnai harinya, tapi Bismalah kanvas kehidupannya.

" Jeje, kaka mau ngomong sama kamu.. " Rafael, kaka Jeje memanggil Jeje yang tengah bersama Dicky di ruang tamu

" Yaudah, ngomong aja ka.. " Jeje menghentikan aktivitas ngobrolnya dengan Dicky

" Yaudah Je, aku pulang aja! Misi.. " Dicky berpamitan

" Nanti teelfon ky.. "

***

" NGAAKKK.. Aku gak mau di jodohin! Aku bisa move on kok! Tapi emang butuh waktu.. " Sentak Jeje menolak mentah-mentah permintaan sang kaka yang ingin menjodohkannya dengan rekan kerjanya

" Ya karna waktunya itu dek.. Mau sampe kapan kamu belajar move on kalo belom nemuin penggantinya ? " Rangga menjelaskan dengan lembut kepada adik semata wayangnya

" Aku udah nemuin penggantinya kok! Dicky bisa bantu aku move on! Aku yakin.. " Jeje kekeh

" Tapi buktinya mana? Udah 3 bulan kamu sama dia, tapi mana? Hati kamu tetep sama Bisma kan ? " Rangga

" Ya, kan aku bilang butuh waktu.. " Jeje

" NGAK JE! KAMU TETEP HARUS DIJODOHIN ! INI YANG TERBAIK .. " Rafaell, kaka pertamanya berkata dengan tegas dan nada tingginya.

Jeje hanya bisa menangis tak bearani menjawab lagi. Jeje memang takut pada Rafaell jika sudah marah. Sangat berbeeda 180 derajat dengan biasanya. Ia bingung harus berkata apa pada Dicky. Ia tak sampai hati untuk menyakiti Dicky, warna kehidupannya~
Kini Jeje berusaha untuk bicara baik-baik dengan Dicky. Ia tetap harus mempeertahankan hubungannya dengan Dicky, bagaimana pun caranya. Karna jika ia menikah dengan pilihan sang kaka, ia tak tau sifat asli dari orang itu. Dia berfikir Dicky yang terbaik untuknya saat ini.

" Hikss.. Ky, aku dijodohin ky.. " Isakan Jeje tak dapat terbendung air matanya di hadapan Dicky

" Terus ? " Dicky. Terlihat kekcewaan di wajahnya. Tapi ia berusaha untuk tetap tegar. Toh ia tahu bahwa akhirnya seperti ini

" Kamu harus pertahanin aku! Aku gak mau nikah sama orang itu Ky! " Jeje menyemangati Dicky

" Kamu yakin Je ? " Dicky terlihat sumringah

" Iya! Ayo Ky.. "

----------

Hari pernikahan Jeje dengan pilihan sang kaka semakin dekat. Dicky dan Reza juga sudah berupaya untuk menggagalkan rencana Rafaell, tapi tetap NIHIL. Selalu jalan buntu yang mereka temui.
Jeje sudah tak dapat berbuat apa-apa lagi kini. Hanya runtukan pada dirinya sendiri yang dapat ia lakukan. Di danau ia melepaskan semua penat kehidupannya. Nasibnya tak secantik wajahnya. Pertama, gadis ini ditinggal sang pujaan hati dan tak kembali. Kedua, usahanya menggagalkan rencana Rafell selalu gagal. Ketiga, ia terpaksa harus menikah dengan orang yang sama sekali belum ia kenal.

" Hikss.. Hiks.. "

Suara tangis Jeje terus terdengar di daerah danau tak ramai itu. Terisak. Karena hanya itu yang dapat ia lakukan untuk saat ini, mungkin seterusnya.
Sedetik kemudian, di sebelah Jeje telah terduduk seorang laki-laki berpostur tegap dan putih. Jeje menoleh, orang itu tersenyum kecil dan kembali memandang lurus ke danau

" Lo siapa ? Ngapain disini ? Hikss.. " Jeje berusaha menghentikan tangisnya

" Kamu gak perlu tau siapa saya! Yang jelas, saya disini untuk kamu.. " Laki-laki itu tersenyum manis. Membuat Jeje balik tersenyum menatapnya

" Gak usah nangis lagi ya, kamu jelek kalo nangis! " Laki-laki itu menghapus sisa air mata Jeje dengan ibu jarinya

" Makasih ya.. "

~~~~~~~~~

Hari demi hari Jeje lalui dengan ceria kembali seperti waktu bersama Bisma, dan Dicky. Tapi kini dengan orang yang berbeda, Morgan. Ya, nama laki-laki yang membuat Jeje melupakan sejenak masalah hidupnya adalah Morgan. Jeje mulai merasakan kembali hadirnya Bisma dalam hidupnya lewat sosok Morgan. Jeje merasa Morgan mirip sekali dengan Bisma. Bukan wajah, tapi sikap dan sifat Morgan hampir mewakili seemua yang ada pada Bisma. Perlahan Jeje mulai suka Morgan. Suka karna Morgan mirip dengan Bisma

" Morgaaannn.. Aku suka kamu.. " Ujar Jeje lantang saat berada di teepi danau bersama Morgan

" Hehe.. Sekarang giliran kamu. Luapin semua yang ada di hati kamu saat ini.. " Jeje tersenyum senang

" Besok aja ya aku kasih taunya! Sekarang udah pengen hujan.. " Morgan menunjuk langit yang terselimut awan hitam

" Tapi kan kamu tau, besok aku akan nikah sama orang yang gak aku kenal! " Jeje tertunduk lesu. Senyumnya pudar seketika

" Kamu gak boleh gitu! Aku yakin kok, kamu pasti kenal orang itu! Udah yuk.. " Morgan beranjak

" Semoga aja.. " Jeje masih melamun

" Eh, Morgan tungguu.. "

~~~~~~~

Kini tiba saat acara pernikahan Jeje dengan seorang tak dikenalnya. Sudah berulang kali wajah gadis ini di polesi make up, ttapi selalu saja luntur karna butiran bening yang terus mengalir dari matanya. Pikirannya melayang memikirkan nasibnya kedepan dengan orang itu.

" Aduh mbak, puasin dulu deh ya nangisnya! Baru nanti di make up.. " Perias itu pun keluar.

" Mungkin ini yang terbaik untuk! Gue harus move on! Hikss.. "

Semua mata para tamu undangan tertuju pada seorang gadis yang sedang menuruni satu per satu anak tangga dengan anggunnya. Dengan di dampingi oleh kedua kaka disisi kanan dan kirinya, Jeje yang menggunakan kebaya putih menuruni satu per satu anak tangga dengan senyum mirisnya. Matanya terlihat sedikit bengkak akibat menangis sedari malam. Dengan berat ia duduk di sebelah calon suaminya di depan meja untuk ijab kabul. Sedari tadi Jeje hanya menunduk. Tak ada sedikitpun rasa penasaran tentang calon suaminya. Jangankan melihat, melirik pun enggan.

" Heii cantik.. Setelah 2 tahun makin cantik aja yah.. "

DEGG~ Suara itu adalah suara yang Jeje sangat kenal. Suara yang sudah 2 tahun belakangan ini tak ia dengar lagi. Suara laki-laki yang sampai saat ini masih menjadi pemilik hatinya. Dengan segenap rasa penasaran Jeje mulai mengangkat wajahnya. Mendongak ke arah sebelahnya. Arah calon suaminya berada.

" BISMA.. "

Mata Jeje terbelalak seketika saat mendapati laki-laki di sebelahnya atau calon suaminya adalah BISMA KARISMA. Laki-laki yang telah lama ia tunggu kehadirannya untuk memberikan kanvas kehidupannya yang terenggut 2 tahun lalu.Bibir Jeje menyungging ke atas, begitu juga Bisma. Tak percaya apa yang baru saja ia lihat.

" Bisma? Bener Bisma kan? Bisma? " Jeje membolak-balikan wajah Bisma. Seperti seseorang ingin masuk mall :p

" Aduhh.. Iya sayang, ini aku Bisma Karisma.. " Jelas Bisma mulai lelah dengan apa yang dilakukan Jeje pada wajah tampannya :D

" Bismaaa.. Aku kangen kamu.. " Jeje langsung memeluk erat tubuh Bisma

" Iya sayang, aku juga kangen kamu kok.. " Bisma membalas pelukan Jeje

" Astaghfirullah.. Belum muhrim sudah peluk-pelukan! Anak muda anak muda.. "

" Haha.. "

------

" Saya terima nikah dan kawinnya Syaqilla January binti Erlangga dengan mas kawin tersebut TUNAI .. "

" Bagaimana saksi ? Sah ? "

" SAH .. "

***

" Makanya kalo dijodohin jangan main gak mau dulu.. " Sergah Rangga

" Untung dipaksa, kalo enggak kawin lari deh sama Dicky.. " Ledek Rafaell

" Haha.. Enggaklah! Gue gak temen makan temen ya.. " Dicky disertai tawa

" Terus aja ketawain! Tapi ngomong-ngomong skenario kalian bagus loh.. Ka Morgan juga aktingnya bagus.." Jeje

" Kan ka Morgan berbakat jadi aktor.. " Morgan

" Siapa dulu dong yang buat ? Reza gitu.. " Reza bangga

" Oh jadi eja yang bikin gue kayak gini ? "

" haha.. ampun Je.. "

Akhirnya resmilah Jeje menjadi istri dari seorang Bisma Karisma yang telah lama dinantinya. Kehidupan mereka berubah menjadi di negeri dongeng. Setiap hari Jeje selalu ceria. Karna kanvas kehidupannya telah kembali, dan tak akan pernah pergi lagi. Jadi selama ini adalah skenario Bisma untuk melamar dan menikahi gadisnya. Skenario yang tak akan pernah Jeje lupakan sepanjang hidup. Semua seperti kenyataan. Kenyataan pahit berakhir bahagia..

" Semua akan Indah pada waktunya Jeje.. "











Haha.. Gimana ?
Endingnya gak nyambung ya ? Emang :p
Buru-buru soalnya *ngeles

Keep Respect :)

Budidayakan angkat dua jari.. Okay ?

@kalmahfumayah @worldaboutsmash @OnTheWayMoveOn

admin 2

Kalamah Fitri Umayah